Kepala Dinas Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang yang diwakili oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Selly Gathie membuka kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting di Sungai Durian Tahap Kedua bertempat di Aula Puskesmas Sungai Durian, Jumat 25 Oktober 2024.
Di dampingi tim pakar audit kasus stunting yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, spesialis ahli gizi, dan psikolog, Selly gathie berharap pada audit kasus stunting kedua di wilayah Puskesmas Sungai Durian ini dapat memberikan solusi dan rekomendasi terbaik pada kasus-kasus yang beresiko stunting.
“tujuan audit ini jelas, mencari penyebab dari masalah stunting, pakar-pakar akan melakukan analisis dan memberikan rekomendasi,” ungkar Selly Gathie.
Pada audit kedua di wilayah Puskesmas Sungai Durian ini ditemukan 4 kasus beresiko stunting yang terjadi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK), ibu menyusui, balita, dan baduta. 2 kasus yang terdiri dari anak balita dan baduta ini merupakan saudara kandung dengan riwayat penyakt ISPA. Beberapa faktor yang mempengaruhi 2 kasus ini memiliki riwayat ISPA dan beresiko stunting yaitu adanya anggota keluarga yang terkena TBC, kurnagnya pemahaman orangtua tentang kesehatan anak dan sanitasi lingkungan yang kurang sehat.
Sementara kasus Ibu Hamil masuk dalam kategori KEK karna memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) 18,1 kg dengan tinggi badan 143 cm serta sanitasinya yang tidak sehat dengan buang air besar sembarangan di sungai. Pada kasus ibu menyusui memiliki resiko stunting pada bayinya karena bayi lahir BBLR (2.200 gr), tidak mengkonsumsi gizi seimbang, adanya anggota kelarga yang merokok aktif, dan ibu menderita asma.
Penanganan 4 kasus beresiko stunting dilakukan dengan sangat baik melalui 3 tahap yaitu verifikasi lapangan, paparan kasus dari tim pakar, dan diseminasi audit kasus stunting dengan memberikan rekomendasi terbaik.
“Audit dilaksanakan 3 tahap, pertama verifikasi lapangan oleh tim puskesmas dengan memilih kasus-kasus yang beresiko stunting, kedua paparan kasus oleh tim pakar lalu di analisis, ketiga diseminasi melalui paoaran analisis akan ditindak lanjut dengan rekomendasi tim pakar,” jelas Selly Gathie.
Saat ini, 4 kasus beresiko stunting sudah mendapatkan penanganan dan rekomendasi terbaik dari tim pakar audit kasus stunting, seperti sudah dilakukannya tes mantok pada balita/baduta penderita ISPA, catch up imunisasi, pendampingan pengoptimalan status gizi, konseling dan edukasi pola asuh anak pada orang tua.
Penambahan asupan gizi pada kasus beresiko stunting ini salah satunya dilakukan dengan pemberian PMT dan bantuan dari Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang ada di Kabupaten Sintang.