Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia angka stunting di Kabupaten Sintang menunjukkan penurunan yang sangat signifikan sehingga menempatkan Sintang menjadi kabupaten/kota paling rendah angka prevalensi balita stunted mencapai 18,7% pada tahun 2022.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai prevalensi balita stunted Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar 27,8%. Padahal tahun 2021 angka stunting Kabupaten Sintang lebih tinggi daripada angka stunting pada tingkat provinsi.
Dibanding nilai angka stunting pada tahun 2021 terjadi penurunan yang besar dari angka 38,2% menjadi 18,7 %.
Hal ini menunjukkan keberhasilan dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemkab Sintang dalam menangani stunting.
Bupati Sintang, dr.H. Jarot Winarno, M.Med.PH., menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam mengatasi stunting di Kabupaten Sintang selama setahun terakhir.
“Kita sekarang ada di zona hijau. Itu sangat bagus, bahkan kita lebih rendah dari angka stunting di tingkat provinsi. Saya selaku kepala daerah mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu Sekda yang sudah mengkoordinasikan semua upaya kita, kepada Bappeda yang sudah menyusunkan rencana pembangunan kita, kepada tenaga kesehatan – tenaga KB BKKBN Kabupaten Sintang serta juga petugas-petugas di lapangan yang sudah berjibaku memperbaiki kualitas hidup orang Sintang khususnya untuk 1000 HPK (hari pertama kehidupan),” ujar Jarot.