Rapat Analisis Situasi, TPPS Sintang akan tetapkan 15 Desa Lokus Stunting Tahun 2025

Rapat Analisis Situasi, TPPS Sintang akan tetapkan 15 Desa Lokus Stunting Tahun 2025

Sintang – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Dearah Kabupaten Sintang Subendi memimpin Rapat Analisis Situasi Konvergensi Stunting Tahun 2024 guna menentukan desa lokus stunting di Kabupaten Sintang tahun 2025 di ruang rapat Sekda Kabupaten Sintang, Rabu 7 Februari 2023.

Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai OPD yang tergabung dalam Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Sintang, anggota TP PKK, stakeholder dari perguruan tinggi: STIKARA, Universitas Muhammadiyah Kampus Sintang serta Non Government Organization (NGO) seperti Wahana Visi Indonesia ini bertujuan menyusun strategi dan persiapan dalam pelaksanaan penginputan aksi 1 dan aksi 2 di Website Aksi Bangda Kemendagri sekaligus menentukan desa lokus stunting untuk tahun 2025.

Penentuan desa lokus stunting ini diambil dari desa yang memiliki angka prevalensi stunting di atas 50%. Selain itu, beberapa indikator yang digunakan untuk menentukan lokus stunting diantaranya jumlah keluarga yang beresiko stunting, kategori desa rawan pangan, desa yang belum ODF, Status Indeks Desa Membangun (IDM).

Dengan menggunakan beberapa indikator ini ditetapkan 15 desa lokus stunting tahun 2025 yg menjadi fokus utama penurunan angka stunting.
“15 desa lokus stunting ini tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Sintang, selanjutnya desa lokus stunting akan ditetapkan melalui keputusan Bupati,” jelas Subendi

Subendi juga berharap Kabupaten Sintang masih bisa mempertahankan peringkat pertamanya dalam penilaian Aksi 8 Konvergensi yang dinilai melalui website Aksi Bangda Kemendagri.
“Operator dari OPD yang masuk dalam anggota TPPS Sintang ini juga harus dikontrol soal penginputan data, didampingi, kesiapan datanya sudah sampai mana,” ujar Subendi

Kadis DKBP3A, Maryadi juga menegaskan tidak hanya peringkat penilaian aksi bangda yang perlu dipertahankan tapi angka prevalensi stunting Kabupaten Sintang di angka 18,7% juga dapat turun di tahun ini.
“angka prevalensi 18,7% di Kabupaten Sintang ini menjadi angka terendah se-Kalimantan Barat. Angka ini juga berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 lalu, kekhawatiran kita hasil SKI nanti melonjak tinggi, semoga saja menurun,” pesan Maryadi.